(berpolitik.com): Kampanye Pilkada Jakarta mulai sengit. Akan tambah seru jika kedua kandidat mulai memperdebatkan rencana lawan dalam membangun Jakarta lima tahun ke depan.
SETELAH dibombardir dengan isu ingin menegakkan Syariat Islam, pasangan Adang-Dani tampaknya bakal dihujani dengan tudingan tak beretika. Pembingkaian ke arah itu mulai terlihat dari sejumlah rilis yang dikumandngkan pihak Fauzi-Bowo dua hari terakhir ini.
Pembingkaian tak beretika ini sepertinya hendak mengaitkan memori publik dengan kejadian sebelumnya dimana ada anggota PKS yang ditengarai telah membawa lari Daftar Calon Tetap Pilkada Jakarta. Jembatan penghubung yang dipakainya adalah adanya seorang pelaku yang tertangkap tangan tengah menurunkan spanduk bergambar Fauzi-Prijanto. Pelaku ini ditengarai merupakan orang suruhan salah satu tim sukses Adang-Dani.
Selain itu, tim sukses Fauzi-Prijanto juga menyoal adanya serbuan oleh massa kampanye Adang-Dani ke markas besar mereka di bilangan Diponegoro, Jakarta Pusat. Mereka menyatakan, tindakan massa pendukung Adang-Dani sebagai sesuatu yang melecehkan dan tidak memberikan pembelajaran politik ke warga.
Tim Adang-Dani jelas tak terima dengan tudingan ini. Mereka kabarnya bakal menuntut tim kampanye Fauzi-Prijanto dengan tuduhan telah mencemarkan nama baik. Ini terkait dengan pengakuan pelaku pencopot spanduk Fauzi-Prijanto dihadapkan Panwasda. Menurut pelaku, dirinya dipaksa tim Fauzi-Prijanto untuk mengakui bahwa pencopotan itu dilakukan atas suruhan tim Adang-Dani. Padahal, menurut dia, pencopotan itu sejatinya merupakan inisiatif dirinya sendiri karena motif ekonomi (dijual).
Tim Adang-Dani juga menyampaikan bantahan bahwa pihaknya telah menyerang kantor pemenangan Fauzi-Prijanto. Kata mereka, massa yang tampak bergerombol di depan kantor Fauzi-Prijanto sebenarnya tengah terjebak kemacetan lalu lintas. Arak-arakan massa itu tengah dalam perjalanan menuju lokasi kampanye.
Meredam Spanduk Adang-Dani?
Apa sasaran dari pembingkaian ini? Jika menilik rangkaiannya, pembingkaian kampanye Adang-Dani sebagai pasangan tak beretika sepertinya untuk meredam gempuran spanduk-spanduk relawan oranye yang isinya memang langsung menohok ke Fauzi Bowo dan partai pendukungnya.
Spanduk-spanduk yang berbunyi antara lain "Banyak partai=banyak kepentingan=banyak tagihan=..oh seram", "Hasrat kuasa nan membawa, birokrat pun dibawa-bawa", "John Travolta makan kue cucur, Jakarta Makin ancur. Ahlinya Kemane?", ",Makan Kerang di Sumur Batu, Lu Curang gaya Orde baru" rupanya telah membuat merah kuping Fauzi dan para pendukungnya.
Untuk menangkalnya, ada pemberitaan yang menyebutkan warga Jakarta merasa isi-isi spanduk itu sebagai sesuatu yang ngawur, mendeskriditkan pihak lain dan mengundang potensi konflik."Ini sudah black campaign," seru Arbi Sanit sebagaimana dikutip Warta Kota (30/7). Namun dalam sebuah blog (Andin), slogan-slogan dalam spanduk relawan oranye dinilai lebih asyik ketimbang spanduk-spanduknya Fauzi-Bowo yang dibilanngya "jadul".
Tapi bagi tim Fauzi-Prijanto, spanduk-spanduk tersebut dinilai provokatif, bisa menimbulkan konflik dan mengundang masalah hukum. Tak heran jika beberapa hari sebelumnya Sutiyoso juga menyerukan agar kedua belah pihak tidak saling ejek karena hal itu bisa mengundang konflik horizontal.
Bagi Adang-Dani, desakan Sutiyoso ini tak ubahnya buah simalakama. Jika dituruti, mereka dipastikan bakal kehilangan amunisi untuk menggempur Fauzi-Bowo. Apalagi, spanduk-spanduk relawan oranye sepertinya memang diarahkan kelompok pemilih muda yang lebih terbuka dalam berpikir dan bersikap. Namun, jika tak dituruti, tudingan tak beretika dipastikan bakal terus digulirkan.
Berejek-ejeklah Soal Kebijakan Publik
Di lain pihak, seruan agar tidak saling ejek yang dilontarkan Sutiyoso sebenarnya tak relevan. Yang namanya kampanye politik, saling mengejek pihak lawan bukanlah pantangan. Apalagi, kalau subtansi ejekan itu terkait dengan posisi kebijakan dalam pembangunan Jakarta.
Dapat dibayangkan, serunya, jika Fauzi-Prijanto merespon kontrak politik yang dibuat Adang Dani dengan JRMK dan UPC. Dalam kontrak politik itu, Adang-Dani berjanji akan melakukan moratorium penggusuran kampung-kampung miskin, setidaknya dalam 5 tahun ke depan (baca isi kontrak politik ini selengkapnya: di sini).
Fauzi-Prijanto bisa saja melabel Adang-Dani sebagai "pahlawan kesiangan", "pelestari kemiskinan" atau pula "penjual kemiskinan" dan sekaligus menunjukkan apa yang mereka akan lakukan sebagai ahlinya untuk menata pemukiman kumuh tersebut. Sebaliknya, jika Fauzi tak juga merespon, Adang-Dani bisa mulai mengkampanyekan Fauzi-Prijanto sebagai "si tukang gusur", misalnya.
Dalam hal kontrak politik, Adang-Dani memang cukup agresif. Mereka juga membuat kontrak politik dengan kalangan budayawan Betawi yang diwakili oleh Aceng Mulyadi dari Bamus Betawai. Intinya, mereka berjanji akan membangun Pusat Kebudayaan Betawi.
Kontrak politik ini bisa menjadi amunisi Dani Anwar untuk menunjukkan bahwa dirinya yang lebih sungguh-sungguh memperjuangkan aspirasi warga Betawi yang selama ini dianggap termarginalkan. Tapi, Fauzi-Prijanto juga bisa menggunakan kontrak politik ini untuk menunjukkan bahwa mereka lebih punya orientasi kebangsaan (sesuai isi spanduknya "Jakarta Untuk Semua") atau membuat bantahan bahwa Fauzi selama menjabat sebagai birokrat tidak lalai memperhatikan aspirasi warga Betawi.
Juga soal banjir. Ketimbang mempersoalkan isi spanduk yang berbunyi "Jurangan onta pasti tajir, Ngurus Jakarta kok Banjir", Fauzi Bowo semestinya bisa menjelaskan mengapa pemda masih gagal mengatasi banjir di ibukota dan apa yang akan dilakukannya untuk mencegah hal itu terulang lagi pada tahun-tahun mendatang.
Sudah nasib incumbent bakal diserang kinerjanya, tapi menjadi takdir penantang untuk menyerang incumbent. Namanya juga kampanye politik, bukan kampanye-kampanyean seperti di jaman orde baru dulu.
Bukan begitu, bang?
Source: www.berpolitik.com
2 Responses to "Gempuran Berikutnya Untuk Adang-Dani: Tidak Beretika"
Trim's atas silaturahminya ke blog saya. Jadi gee--eer nih. Kayaknya aku pernah bahkan sering baca tulisan Sampeyan? Cerpen, puisi, atau features, ya? Sekalian mohon izin nge-link blognya. Kubaca tulisan Bung bagus-bagus, sekalian menambah teman yang kebetulan punya minat nulis. Salam dari Kendal untuk sahabat-sahabat di Bandar Lampung. Ok, sekali lagi trims' banget. Salam ngeblog dan merdeka!
Oi, achei teu blog pelo google tá bem interessante gostei desse post. Quando der dá uma passada pelo meu blog, é sobre camisetas personalizadas, mostra passo a passo como criar uma camiseta personalizada bem maneira. Se você quiser linkar meu blog no seu eu ficaria agradecido, até mais e sucesso.(If you speak English can see the version in English of the Camiseta Personalizada.If he will be possible add my blog in your blogroll I thankful, bye friend).
Posting Komentar