Penyelamat Hutan dari Sendangagung





Oyos Saroso H.N.Sendangagung, Lampung Tengah

Drop out dari Sekolah Dasar dan memiliki masa lalu yang kelam tidak harus membuat seseorang menjadi terpuruk dan tidak berguna bagi orang lain. Hal itu telah dibuktikan oleh Iwan Darmawan, 36, mantan preman di Jakarta yang kini menjadi pendamping masyarakat Desa Sendang Asih, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah.

Meskipun tidak tamat SD dan bekas preman di Jakarta, Iwan Darmawan kini bisa menjadi pendorong dan inspirator bagi banyak warga desa di Sendang Asih, Kecamatan Sendang Agung, Lampung Tengah untuk menjaga hutan lindung Register 22 Way Waya. Iwan tidak hanya telah berhasil melakukan peningkatan kapasitas dirinya, tetapi juga berhasil mengajak semua warga di desanya untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Bendungan penampungan air seluas 60 x 120 meter itu sumber airnya berasal dari hutan Register 22 Way Waya seluas sektitar 6.000 ha yang mengitari Desa Sendang Asih. Berkat ketekunan Iwan sejak akhir dekade 1990-an yang bekerja tanpa pamrih untuk menyelamatkan Telaga Sendang Asih di Desa Sendang Asih, kini para petani bisa mengairi sawahnya meskipun sedang musim kemarau. Petani yang semula hanya sekali panen dalam setahun, kini bisa tiga kali panen.

“Kalau hutannya lestari, maka air di bendungan akan cukup untuk mengairi sawah. Saya dan kawan-kawan tinggal membagi kepada para petani yang memerlukan air itu untuk mengairi sawah,” kata Iwan.

Iwan mengaku karena bekerja sukarela, maka dia tidak digaji oleh pemerintah atau para petani pemilik sawah. “Tapi terkadang pada musim panen, beberapa petani berterima kasih kepada saya dan memberi beberapa kilogram gabah,” ujarnya.

Menyadari arti pentingnya kelestarian hutan bagi kehidupan masyarakat desa kini dan masa-masa mendatang, Iwan Darmawan menggalang dukungan warga desa untuk menyelamatkan hutan. Caranya antara lain dengan menyosialisasikan arti pentingnya hutan bagi kehidupan masyarakat desa sehingga warga mau suka rela menyelamatkan hutan. Hasilnya: bukan hanya air yang lancar mengairi sawah-sawah petani, tetapi juga terjaganya kelestarian hutan lindung Register 22 Way Waya.
Menjelang Magrib: Iwan di Tepi Sendang (Danau) Sendangagung

“Kepada warga desa saya selalu mengatakan bahwa hutan di sekitar desa merupakan sumber kehidupan yang sangat berharga bagi warga desa untuk saat ini dan masa mendatang. Sebab itulah hutan harus dijaga,” kata Iwan Darmawan.

Kerja keras Iwan membuat beberapa NGO lingkungan di Lampung dan Heifer International memberikan kepercayaan kepada ayah empat anak ini untuk menjadi fasilitator community di desanya. Iwan juga dipercaya Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Tengah untuk menjadi sukarelawan penyelamat hutan.Tugas Iwan antara lain memberikan penyuluhan dan memperbanyak kelompok dukungan untuk menyelamatkan hutan.

Berkat keuletan Iwan, kini di Desa Sendang Asih sudah terbentuk beberapa Kelompok Tani Pelindung Kawasan Hutan (KTPKH). Sambil menyelamatkan hutan para anggota kelompok juga belajar memanfaatkan hasil hutan tanpa melakukan perusakan. Mereka melakukannya dengan ikut program Hutan Kemasyarakatan (HKm).

Di kawasan HKm itu warga menanam pohon nonkayu (pohon yang tidak boleh ditebang dan diambil kayunya) sambil berkebun. Pohon nonkayu yang ditanam di kawasan HKm Register Way Waya antara lain pohon durian, pinang, petai, dan aren. Sementara tanaman kebunnya antara lain pohon pisang dan sayuran.

Dari hasil pohon nonkayu itu warga belajar membuat usaha home industry dengan memanfaatkan hasil hutan. Misalnya, keripik pisang, madu, gula aren, dan melinjo. “Bersama KPTKH, saya juga mengajari warga membuat emping melinjo dan keripik pisang. Kini kami sedang membuat perpustakaan sederhana agar anak-anak remaja di desa kami gemar membaca,” kata Iwan.

Kerja keras Iwan menjadi perhatian Pemda Provinsi Lampung, yang kemudian memberikan pengharagaan kepaa Iwan sebagai tokoh desa penyelamat lingkungan hidup. Pada tahun 2008 Iwan juga mendapatkan penghargaan dari Menteri Kehutanan Pada 2008 sebagai penyelamat lingkungan.

Berkat kerja keras Iwan, warga desa juga bisa diorganisir untuk kembali menumbuhkan semangat kegotongroyongan warga desa. Antara lain dengan mengorganisir kelompok “Arisan Rumah”. Iwan menjadi koordinator (ketua) “Arisan Rumah” di desanya. Sebelum kelompok ini dibentuk, warga desa dikumpulkan untuk mencari solusi memperbaiki rumah warga yang masih berdinding papan atau geribik bambu dan berlantai tanah.

“Kini sudah ada belasan warga desa yang bisa membangun rumah permanen yang memenuhi syarat kesehatan berkat arisan rumah. Rumah milik Iwan termasuk rumah hasil arisan tersebu,” kata Iwan.

Menurut Iwan, dalam arisan rumah yang penting semata-mata bukan hanya penduduk miskin bisa memiliki rumah yang sehat. “Yang terpenting adalah terus terpeliharanya semangat kegotongroyongan warga desa. Kalau warga desa hidup rukun dan bisa saling membantu, mudah-mudahan tidak akan ada lagi warga miskin di desa kami. Apalagi kami juga bisa memanfaatkan hasil hutan yang selama ini sudah kami pelihara bersama-sama,” ujarnya.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Penyelamat Hutan dari Sendangagung"